Rabu, 15 Juni 2011

Hernia & Keturunan

Andi: pa kabar dok, saya Andi, saya mau Tanya apakah punya penyakit hernia nanti kalau jika sudah beristri biasa mempunyai keturunan ?? dan misalkan dioperasi bias sembuh total tidak ?? Dan kalau memakai CD khusus hernia bias nyembuhin hernia apa enggak ?? thanks

Kabar baik pak Andi, hernia merupakan penyakit dengan bagian organ abdomen (usus, omentum) yang menonjol keluar karena lemahnya dinding perut. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (aquired). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinalis, scrotalis, umbilicalis, femoralis. Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia. Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah buang air besar, dan orang yang sering mengangkut barang-barang berat.

Pemakaian CD hernia tidak menyembuhkan. Untuk penyembuhan hernia dilakukan melalui pembedahan baik itu dengan jahitan maupun dengan ditambahkan lapisan yang disebut mesh.

Hernia ingunalis dan scrotalis dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma. Hal ini karena testis berada di skrotum agar mendapat temperatur yang lebih dingin, sedangkan hernia itu suhunya sama dengan suhu tubuh, sehingga mengakibatkan temperatur yang lebih tinggi di testis. Selain itu, bila hernia terlalu besar akan mendesak pembuluh darah ke testis sehingga oksigenasi ke testis terganggu akan mengalami gangguan spermatogenesis.

Bila hernia sudah di operasi dan efek temperatur panas sudah di eliminasi, biasanya 1 atau 2 siklus spermatogenesis (3 - 6 bulan) akan memberikan perbaikan kuantitas dan kualitas sperma.

Lecet di Genitalia

Mila : selamat siang dok, saya mila, saya mau Tanya, kenapa ya dok setiap kali saya habis berhubungan intim dengan suami klitoris lecet dan menyebabkan gatal di area bibir vagina dan klitorisnya ??, setiap saya bersenggama saya enggak nyaman ???

Ada empat tahapan proses seksual : excitement, plateau, orgasm, resolution. Pada tahap excitement pada wanita terjadi lubrikasi karena terjadi transudasi cairan tubuh. Lubrikasi yang kurang dapat dimungkinkan adanya foreplay yang singkat (inadequate arousal), wanita sudah memasuki masa menopause karena kondisi fisiologis akibat penurunan hormonal. Selain kurangnya lubrikasi, ketidaknyamanan saat hubungan intim dapat terjadi karena beberapa faktor seperti peradangan dinding vagina akibat infeksi (jamur, bakteri, trikomonas, dll), penggunaan alat kontrasepsi seperti jelly, kondom, diafragma KB dapat terjadi iritasi pada beberapa wanita. Dilaporkan pula smegma yang terkumpul dibawah clitoral hood mungkin mengiritasi klitoris karena gesekan selama stimulasi dan hubungan intim.

Lubrikasi yang kurang dapat menyebabkan lecet pada genitalia baik pria maupun wanita dan menyebabkan ketidaknyamanan hubungan intim. Agar tidak terjadi, perlu dilakukan cara perangsangan yang baik pada daerah / zona erotis dengan meraba, membelai, mencium maupun rabaan langsung pada klitoris maupun daerah G-spot isteri. Bila vagina tidak cukup terlubrikasi dengan baik, dapat menggunakan pelumas buatan yang banyak tersedia seperti Durex play, Fiesta gel, K-Y jelly, Espire – warm jelly.

Melihat BH Bagus

0rion : selamat pagi dok, nama saya orion, kenapa ya dok setiap saya lihat BH bagus selalu ingin onani, padahal sedikit lagi saya mau menikah, kenapa ya dok ??

Pada pria muda dengan kadar hormon testosteron yang cukup tinggi, testosteron menfasilitasi pelepasan neurotransmitter dopamin yang sinergik untuk gairah seksual (libido).
Bila gairah seksual seseorang timbul setelah menerima dari objek fisik, atau dari situasi tertentu dapat merupakan gangguan kejiwaan yang disebut sexual fetishism atau erotic fetishism.

Stimulasi akan dorongan seksual secara visual (dengan melihat BH yang “bagus”) ditambah sudah ada memori yang ada sebelumnya di dalam otak akan kenikmatan dan kepuasan seksual yang didapatkan sehingga selalu ingin dilanjutkan dengan onani.

Keinginan onani dapat dihilangkan dengan menekan dorongan seksual yang ada dengan melakukan aktivitas mental dan fisik secara seimbang seperti meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, melakukan aktivitas fisik yang positif seperti berolah raga, menjalin pergaulan dengan teman sebaya, serta bila dengan dorongan seksual tidak dapat dikendalikan, menikah dapat merupakan salah satu jalan keluar.
Semoga setelah menikah pengendalian akan dorongan seksual dapat ditekan dan tersalurkan melalui hubungan intim dengan pasangan.

Nafsu Berkurang Setelah Ejakulasi

Iwiek : hallo dok saya iwiek, da keluhan ni, kenapa kalo sperma keluar nafsu sex berkurang ??, terima kasih

Merupakan hal normal bila setelah sperma keluar akan disertai dengan nafsu seks yang berkurang. Hal ini terjadi karena pria setelah orgasme banyak sekali sekresi hormon prolaktin yang disekresikan sehingga pria menjadi malas. Hormon prolaktin yang disekresi oleh hipofisis anterior mungkin sebagai sakler pemutus secara biologis (biological switch off) yang akan menginduksi terjadinya masa refrakter (refractory period).
Ada tiga komponen dasar yang berperan penting untuk timbulnya gairah seksual / nafsu seks pada pria :

1. Hormon Testosteron
Hormon testoteron dalam kadar yang cukup dapat meningkatkan kepekaan rasa raba kulit pada daerah genitalia dan zona erotik pria. Beberapa daerah di otak seperti hipotalamus, hipofisis, septum interventrikularis, dan amigdala mempunyai reseptor terhadap testosteron. Selain itu, testosteron menfasilitasi pelepasan neurotransmitter dopamin yang sinergik untuk gairah seksual (libido).

2. Hormon Oksitosin
Dikenal dengan sebutan “hormon cinta” atau “physical intimacy” yang dapat meningkatkan sensitifitas kulit selama bersentuhan dengan menfasilitasi perilaku afeksi (mekanisme menyusui).

3. Kortek Cerebri
Berperan untuk memproses rangsang seks yang diterima, untuk diarahkan ke aktivitas seks selanjutnya :
- Peran emosi di area korteks orbitofrontal.
- Peran kendali hormon dan bangkitan seksual di area korteks cingulatus anterior kiri.
- Peran penentuan lanjutan rangsangan aktivitas seksual untuk dilanjutkan atau tidak di nukleus kaudatus kanan.

Agar Cepat Hamil

Mr. X : selamat siang dok, saya mau tanya bagaimana caranya biar cepat hamil ya??? terima kasih dok

Untuk hamil, pihak pria harus memiliki sperma yang baik secara kualitas dan kuantitas (konsentasi yang cukup, motilitas / gerak sperma yang gesit, bentuk sperma normal dalam range normal serta tidak ada parameter lain yang dapat mengganggu) dan pihak wanita ada sel telur yang dikeluarkan pada fase ovulasi (masa subur), saluran telur dapat dilewati oleh sperma dan sel telur, rahim dengan bentuk normal, dinding endometrium yang cukup tebal, serta tidak ada kista / tumor rahim.

Untuk hamil hanya dapat terjadi ketika masa subur, untuk menghitung masa subur sebaiknya ada setidaknya ada 6 bulan catatan mengenai haid.
- Bila siklus haid teratur (28 hari) : hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1, masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
- Bila siklus haid tidak teratur : hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek – 18, dan hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang – 11.

Hal – hal yang perlu diperhatikan agar cepat hamil :
- Menurunkan berat badan bila obesitas / berat badan berlebih.
- Menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, penyalahgunaan obat-obatan.
- Menghindari terpapar suhu tinggi (sauna, celana ”double”).
- Menghindari zat-zat toksik (pestisida, logam berat).
- Konsumsi makanan bergizi (gizi seimbang).
- Bila ada infeksi saluran reproduksi pria (MAGI) atau keputihan pada wanita segera berobat.
- Perhatikan masa subur untuk hubungan intim seperti perhitungan diatas.

Ukuran Penis

Andi : apakah ukuran penis 18cm itu normal dok ??, penis saya juga bengkok kekanan kaya huruf “L”, apakah ini normal dok ?? thanks

Sebetulnya ukuran penis normal dewasa sangat bervariasi. Banyak fakta yang mempengaruhi psikologis seorang pria baik kebudayaan dimana penis dihubungkan dengan kejantanan (maskulin), seperti patung-patung, gambar-gambar yang melambangkan laki-laki dengan penis yang besar, demikian pula pornografi (baik film, website, majalah), sehingga seorang laki-laki mempunyai anggapan yang overestimate mengenai rata-rata ukuran penis dan underestimate terhadap ukuran penisnya sendiri.
Menurut Templer (2002) didapatkan ukuran penis dalam keadaan flacid 3-5 in (8,9 cm) dan dalam keadaan ereksi 6 in (15,2 cm). Menurut Wessells dan Lue (1996), Senegezer (2002) rata-rata panjang penis adalah 5,3 in (13,5 cm). Dikatakan penis kecil bila dalam keadaan ereksi panjang penis 7-11 cm, bila dibawah 7 cm dikatakan mikropenis.
Dengan ukuran penis 18 cm, sudah diatas rata-rata ukuran penis pria dewasa.
Penis bengkok sampai seperti huruf ”L” tidak normal, disebut penyakit peyronie. Biasanya didapatkan plague atau indurasi pada tunika albugenia korpus kavernosum penis sehingga menyebabkan terjadinya angulasi (pembengkokan) batang penis pada saat ereksi, disertai dengan nyeri pada saat ereksi dan nyeri akan menghilang pada saat tidak tidak ereksi.

Senin, 13 Juni 2011

Kontrol Neurofisiologi Ereksi

Kontrol neurofisiologi ereksi tergantung pada mekanisme kontrol sentral dan perifer.
1. Kontrol sentral
Otak merupakan organ sex terpenting. Ereksi dikoordinasikan dalam sistem saraf pusat. Stimulus seksual diintegrasikan di dalam hipotalamus dan ditransmisikan ke penis melalui sumsum tulang belakang dan pusat ereksi sacral.
a. Stimulus erotis berasal dari beberapa pusat di otak.
b. Stimulus di proses dan diintegrasi didalam hipotalamus dan di transformasikan ke dalam pro-ereksi atau anti-ereksi. Jumlah neurotransmitter yang terlibat terutama dopamin dan oksitosin (pro-ereksi), noradrenalin dan serotonin (anti-ereksi).
c. Ereksi diinhibisi secara kontinyu oleh basal simpatetik. Anti ereksi dimediasi oleh aktivasi jalur noradrenalin dan menstimulasi outflow simpatis. Pro-ereksi dimediasi oleh aktivasi dopamin neuron oksisinergik yang turun dalam sumsum tulang belakang dan menstimulasi outflow parasimpatis.

2. Kontrol perifer
Kontrol ereksi perifer tergantung dari neuron dan faktor lokal yang mempengaruhi pembuluh darah di penis, tepatnya serabut otot polos penis di dalam arteri kavernosa dan sinus-sinus.
a. Kontraksi otot polos oleh noradrenalin.
Neurotransmitter pada mekanisme simpatetik adalah noradrenalin yang di keluarkan dari ujung saraf simpatetik, berikatan dengan reseptor α-1 pada sel otot polos untuk menginduksi kontraksi.
Faktor lain yang juga penting adalah pengeluaran neuropeptide Y oleh ujung sraf dan pengeluaran endotelin dan prostanoid (PG2α) dari endotelium pembuluh darah.
b. Relaksasi otot polos oleh Nitric oxide (NO).
Relaksasi otot polos penis tergantung pada sistem parasimpatis, neuro transmitter yang terpenting adalah nitric oxide (NO).
1) Faktor relaksasi neuron
Ujung saraf parasimpatis mengeluarkan beberapa neurotransmitter, terutama asetil kolin dan nitric oxide (NO).
a) Asetil kolin adalah neurotransmitter klasik parasimpatis. Yang bekerja secara tidak langsung pada relaksasi otot polos dengan :
- Menstimulasi pengeluaran nitric oxide (NO) dari endotelium pembluluh darah.
- Mengurangi stimulasi ujung-ujung reseptor simpatis, yang akan mengurangi pengeluaran noradrenalin.
b) Nitric oxide (NO)
NO adalah neurotransmitter lain yang dikeluarkan oleh ujung-ujung saraf parasimpatis.
Ada 2 sumber utama NO pada penis :
- Ujung-ujung saraf parasimpatis
- Endotelium pembuluh darah dan sinus-sinus kavernosa yang distimulasi oleh asetil kolin.

2) Faktor pengeluaran endotelial
NO dan prostanoids seperti PGE1 adalah relaxing faktor yang dikeluarkan oleh endotelium kavernosa (pembuluh darah dan sinus-sinus).
a) NO dikeluarkan oleh endotelium setelah stimulasi asetilkolin.
b) Prostanoids seperti PGE1 dikeluarkan oleh endotelium juga bekerja sebagai relaksasi otot polos.

Haemodinamik Ereksi

Ereksi merupakan perubahan pada pembuluh darah dimana tergantung dari derajat keseimbangan antara inflow arteri dan outflow vena. Ketika inflow arteri rendah dan outflow vena dlam keadaan seimbang, penis dalam kondisi lemas. Ketika peningkatan inflow dan outflow turun, terjadi tumesen.

Dalam keadaan lemas, sistem saraf simpatetik dominan menjaga arteriol dan otot polos kavernosa tetap berkontraksi. Aliran darah ke penis tetap rendah. Ereksi terjadi dibawah pengaruh stimulasi parasimpatis dimana arteriole berdilatasi dan otot polos trabeluka relaksasi. Lue dkk, tahun 1980- an, telah teridentifikasi 8 fase ereksi :
1. Fase 0 : Fase flaccid
Penis flaccid dibawah pengaruh saraf simpatis. Arteri inflow rendah (dibawah 15 cm/detik) dan otot polos trabekula berkontraksi. Sinusoid kosong dan gas darah sama dengan darah vena.

2. Fase 1 : Fase pengisian
Stimulasi saraf parasimpatis memnyebabkan dilatasi arteri dengan arteri flow meningkat drastis lebih dari 30 cm / detik. Relaksasi trabekula menyebabkan pengisiang sinusoid tanpa peningkatan secara signifikan tekanan intrakavernosa.

3. Fase 2 : Fase tumesen
Tekanan intrakevernosa mulai meningkat. Tekanan meningkat diatas tekanan diastolik tekanan darah, flow arteri terus meningkat hanya selama fase sistolik. Sinusoid membesar dan beberapa menekan pleksus vena subtunika. Penis memanjang dan membesar ke kapasitas maksimal.

4. Fase 3 : Fase ereksi penuh
Tekanan intrakavernosa terus meningkat sekitar 90 % tekanan darah sistolik. Aliran darah arteri ke dalam penis menurun tetapi masih lebih besar dari selama fase flaccid. Pembesaran tekanan sinusoid pada pleksus vena subtunika mengurang aliran ke vena eminen. Pada saat ini gas darah sama dengan gas darah arteri.

5. Fase 4 : Fase ereksi rigid
Dibawah pengaruh saraf pudenda, kontraksi otot ischiokavernosa, memeras krura dan meningkatkan tekanan intrakavernosa diatas tekanan darah sistolik. Penis menjadi kaku dan tegak. Otot ischiokavernosa dapat berkontraksi volunter atau dibawah pengaruh reflek bulbokavernosa (yang maintain kekakuan selama penetrasi). Arteri inflow tidak dapat masuk lagi dan vena eminen menutup sempurna. Ketika otot rangka menjadi lelah terjadi penurunan tekanan intrakavernosa kembali ke level fase ereksi penuh, mengikuti sirkulasi kembali ke jaringan kavernosa.

6. Fase 5 : Fase detumesen awal
Sedikit peningkatan tekanan intrakevernosa, mungkin diinduksi oleh stimulasi simpathetik yang menutup outflow vena.

7. Fase 6 : Fase detumesen lambat
Kontraksi otot polos trabekula, arteri helisina berkontriksi dan tekanan intrakavernosa menurun, terjadi penurunan tekanan vena subtunika dan peningkatan outflow vena.

8. Fase 7 : Fase detumesen cepat
Stimulasi simpatetik menurun secara cepat arteri inflow dan tekanan intrakavernosa, dengan peningkatan outflow dalam vena dan detumesen cepat.

Ejakulasi

Ejakulasi diinduksi oleh kontraksi ritmik ischiokavernosus dan terutama otot bulbocavernosus yang mengeluarkan semen melalui lumen urethra.
Fisiologi ejakulasi dijelaskan melalui neurofisiologi dan neurofarmakologi ejakulasi.
1. Neurofisiologi ejakulasi
Sistem saraf pusat dan perifer terlibat dalam proses ejakulasi.
a. Sistem saraf pusat.
Otak, batang otak dan lumbosakral cord mengandung beberapa area yang terlibat dalam ejakulasi.
b. Sistem saraf perifer

Sistem saraf otonom, termasuk sistem saraf simpatis memediasi terjadinya ejakulasi. Mekanisme ereksi dibagi 2 fase : emisi dan ekspulsi.
1) Emisi
Emisi dikontrol oleh eferen simpatetik yang berasal dari T9-L2 .
Selama emisi, semen (sperma dan plasma seminalis) disimpan ke dalam urethra posterior melalui konstraksi vasa diferentia, vesika seminalis dan prostat. Pada saat yang bersamaan, spincter internal kandung kemih tertutup.
2) Ekspulsi (atau ejakulasi sejati)
Emisi diikuti segera oleh ekspulsi. Selama ekspulsi, semen secara dikeluarkan dengan kekuatan penuh ke dalam urethra dan keluar penis oleh kontraksi klonik otot dasar panggul.

2. Neurofarmakologi ejakulasi
Ejakulasi secara sentral dimediasi oleh serotonergik (5-hydroxytryptamine; 5-HT) dan sistem dopaminergik. Pada hewan percobaan secara jelas diterangkan bahwa aktivasi reseptor 5-HT1A menfasilitasi ejakulasi, pada penelitian lain terlibat reseptor 5-HT2C dan 5-HT1B.

Aging & Disfungsi Ereksi

Aging – penuaan pada pria dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi. Penurunan gairah seksual (libido) juga berkontribusi untuk disfungsi ereksi karena libido yang tinggi pada usia remaja akhir dan dewasa muda. Pria usia diatas 70 tahun biasanya masih ada keinginan untuk melakukan hubungan intim satu dua kali sebulan.
Pada pria usia lanjut mungkin mengidap penyakit kronis dan terjadi depresi yang menimbulkan gangguan libido disamping terjadi penurunan kadar testosteron, terjadi penurunan signifikan struktur serabut elastin penis, penurunan jaringan otot polos penis dan compliance korpus kavernosus berkurang disertai dengan gangguan veno-occlusive karena terjadi pengeroposan tunika albugenia. Pada pria usia lanjut juga mudah ditemukan adanya arterosklerosis, kencing manis, penyakit ginjal yang dapat menggangu aliran darah ke penis.

Cara sederhana untuk mengetahui adanya disfungsi ereksi adalah merasakan sendiri ketidak-mampuan mencapai atau mempertahan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama dengan baik. Ketidak mampuan ini dapat berupa ereksi yang tidak terjadi sama sekali, ereksi terjadi tapi lemah, ereksi hilang saat akan melakukan senggama atau ereksi hilang saat senggama berlangsung.
Untuk lebih meyakinkan, diperlukan evaluasi dengan cara menjawab sejumlah pertanyaan IIEF (International Index of Erectile Function) sebagai alat uji sederhana, kemudian beri nilai. Dari nilai yang didapat melalui jawaban atas pertanyaan itu dapat disimpulkan ada tidaknya disfungsi ereksi.
Selain IIEF, dapat dipakai EHS (Erection Hardness Score ) yang jauh lebih sederhana daripada kuisioner IIEF dalam mendiagnosa disfungsi ereksi. EHS dari Dr. Goldman dipakai untuk mengetahui kekerasan ereksi. EHS adalah diagram mengenai kualitas kekerasan ereksi yang terdiri dari grade 1 sampai 4.
- EHS grade 1 = penis membesar, namun tidak keras.
- EHS grade 2 = penis keras, namun tidak cukup untuk ereksi.
- EHS grade 3 = penis cukup keras untuk penetrasi, namun tidak maksimal (sub optimal).
- EHS grade 4 = penis keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya (optimal).

Tetapi untuk memastikan disfungsi ereksi apakah penyebabnya faktor psikis ataukah fisik, diperlukan pemeriksaan dokter dengan alat bantu dan didukung oleh pemeriksaan penunjang laboratorium.

Evaluasi nocturnal penile tumescence (NPT)

Setiap pria normal baik itu tua dan muda akan mengalami ereksi selama tidur nocturnal penile tumescence (NPT). Ereksi pada saat tidur terjadi pada salah satu tahapan tidur yaitu pada tahap REM (rapid eye movement). Biasanya dapat terjadi ereksi selama tidur sebanyak tiga sampai lima kali setiap malam dengan durasi selama 30 sampai 60 menit. Hal ini berdasarkan penelitian Karacan, 1966 yang meneliti ereksi penis pada waktu tidur.
Penelitian Fisher dkk, 1979 mengenai diagnosis banding impotensi seksual melalui evaluasi nocturnal penile tumescence (NPT) dapat dipakai sebagai salah satu evaluasi bagi pria dengan gangguan / disfungsi ereksi.
Pada pria dengan disfungsi ereksi, uji NPT dapat dipakai untuk membedakan disfungsi ereksi karena psikogenik dengan penyebab organik. Bila ada NPT berarti gangguan ereksi yang dialami pria tersebut disebabkan oleh penyebab psikogenik, sedangkan bila uji NPT abnormal biasanya dihubungkan dengan penyebab organik.
Namun, uji NPT dapat mungkin menghasilkan positif palsu (normal) pada pria dengan disfungsi ereksi neurogenik dan vasculogenik pelvic steal syndrome. Uji NPT negatif palsu (abnormal) pada pria dengan hipogonadism, gangguan tidur dan major depressive episode.
Metode uji NPT yang paling sederhana dengan stamp test (perangko), dengan memasang perangko pada penis yang flaccid sebelum tidur untuk mengetahui apakah ada ereksi sewaktu tidur. Bila ada robekan yang terjadi di antara perangko berarti telah terjadi ereksi sewaktu tidur. Karena adanya keterbatasan stamp test yang tidak dapat mengetahui derajat tumescence dan rigiditas penis, maka dikembangkan test lainnya seperti Snap Gauge, Stain Gauge, RigiScan, dan sleep laboratory.

Ejakulasi Cepat Keluar

Dok, kenapa ya setiap saya berhubungan cepet banget keluarnya, tapi giliran saya masturbasi saya bias 3x atau lebih, apakah gara-gara masturbasi ya dok ?, apa penyebabnya dok, dan apakah saya punya penyakit ?

Melakukan masturbasi (swalayan) berarti menerima rangsangan seksual yang biasa diterima, karena diri sendiri yang mengatur dan melakukannya dengan perangsangan pada zona erotis yang terbatas.
Berbeda dengan hubungan intim yang dilakukan melibatkan keterlibatan emosional dengan pihak lain, adanya rangsangan seksual baik itu visual (gambar), auditorik (suara), olfaktorik (penciuman), taktil (raba) maupun imaginatif (fantasi) yang diterima mungkin melebihi ekspektasi, reaksi - posisi - variasi hubungan intim yang efektif bagi pasangan pria sehingga pada saat hubungan intim terjadi ejakulasi yang keluar lebih cepat.
Namun, dari pengalaman selama menangani masalah seksual. Ada kecenderungan pada pria dengan riwayat sering melakukan masturbasi pada masa remaja dengan kondisi emosional yang labil, adanya perasaan berdosa dan biasanya dilakukan secara terburu – buru karena takut diketahui oleh orang lain, akan terbawa dan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan (disfungsi) ejakulasi berupa ejakulasi dini (premature ejaculation).

Mani Cepat Keluar

Tn. A : selamat malam dok saya asep, semenjak saya pertama kali hubungan intim sampai sekarang mani saya cepat keluar, baru berapa kali ngesek udah keluar, tapi anehnya nafsu saya enggak hilang, setelah mani keluar saya ingin berhubungan intim lagi apa ini namanya penyakit ejakulasi dini dok ?
Disfungsi seksual pada pria terdiri dari :
- Libido (dorongan seksual)
- Ereksi
- Ejakulasi
- Orgasme
Bila salah satu dari fungsi tersebut mengalami gangguan maka disebut disfungsi (fungsi terganggu).
Ejakulasi pak Asep yang terjadi dalam waktu singkat dengan adanya rangsangan yang minimal belum diinginkan dan membuat perasaan kecewa baik bagi yang bersangkutan, pasangan atau kedua-duanya digolongkan sebagai ejakulasi dini. Ejakulasi dapat terjadi sebelum, saat dimasukkan atau beberapa kali gesekan di dalam vagina.
Riwayat ejakulasi dini yang terjadi sejak pertama kali hubungan intim disebut ejakulasi dini Lifelong (primer) yang biasanya disebabkan oleh faktor neurobiologi.

Seks Biar Tahan Lama

Pak S : Hay dok, aku sugi, mau Tanya dok obatnya sex biar tahan lama dan tidak cepat ngeluarin sperma gimana ya ?, apa ada obatnya ?, tolong kasih solusinya dok biar istri saya puas ?

Agar hubungan intim dapat lama dan dapat memuaskan isteri diperlukan komunikasi yang baik dengan istri sebagai kunci utama suatu hubungan yang baik (good relationship). Maka katakanlah / sampaikan apa yang menjadi pikiran, perasaan, rencana dan masalah anda berdua. Memang mengatakan sesuatu khususnya mengenai masalah seksual anda adalah suatu yang sangat sukar, meskipun begitu mulailah untuk belajar beberapa hal dibawah ini.
1. Diskusikan perasaan anda tentang seksual, kehidupan seksual anda.
2. Pikirkan kira – kira apa yang dapat menolong kehidupan seksual yang lebih baik.
3. Diskusikan apa yang dikatakan dokter penyebab-penyebab timbulnya disfungsi seksual (bila terjadi).
Ada empat tahapan proses seksual : excitement, plateau, orgasm, resolution. Agar dapat lama perlu dilakukan cara perangsangan yang baik pada daerah / zona erotis dengan meraba, membelai, mencium maupun rabaan langsung pada klitoris maupun daerah G- spot isteri.



Terapi dengan obat / medikamentosa hanya diperlukan bila setelah perbaikan tehnik dan latihan kegel tidak memberikan perbaikan.
Latihan kegel bukan hanya diperuntukkan bagi wanita, tetapi pria pun dapat melakukan latihan tersebut. Agar dapat menguatkan otot-otot pinggul yang akan digunakan pada waktu melakukan hubungan seksual agar hubungan seksual lebih lama, ejakulasi dapat dikontrol dengan baik, otot-otot sekitar vagina lebih sempurna menjepit penis suami dan orgasme dapat dicapai baik untuk pak Sugi maupun isteri.
Semoga dengan komunikasi yang baik, perbaikan tehnik dan latihan kegel yang dilakukan secara rutin dapat membantu pak S memuaskan isteri.

Punggung Sakit

Tn. A : siang dok saya A, saya sudah 5 tahun menikah setiap hari saya melakukan hubugan intim apabila 2 hari tidak melakukan hubungan intim punggung saya terasa sakit, istri selalu ngeluh capek, apa itu penyakit dok ?

Sangat bagus stamina pak A dapat melakukan hubungan intim dengan frekuensi setiap hari selama 5 tahun ini. Bila isteri mengeluh capek tentu ada hubungan dengan energi yang terkuras baik selama hubungan intim dalam mengimbangi pak A maupun energi yang dikeluarkan untuk pekerjaan rumah tangga sehari-hari, berkarier dengan kondisi stamina yang menurun dengan bertambahnya umur isteri.
Hubungan intim yang teratur (biasanya 2 sampai 3 kali seminggu, tergantung usia, lama menikah) memberikan manfaat positif bagi kesehatan.
Adanya keluhan punggung yang terasa sakit bila tidak berhubungan intim, mungkin kondisi tubuh yang lebih hangat pada saat hubungan intim dapat melancarkan peredaran darah sehingga punggung tidak terasa sakit.
Namun, dimungkinkan juga bila tidak melakukan hubungan intim punggung pak A terasa sakit sebagai gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik yang lebih dikenal dengan istilah gangguan psikosomatis.

Testis Turun

Bu T : selamat siang dok, saya mau Tanya testis suami saya kok turun ya, dan spermanya terlalu encer, apakah testis turun dan spema encer tidak bias membuhi sel telur ?

Pada masa janin testis berada di rongga abdomen dan beberapa saat sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami desensus testikulorum atau turun ke dalam kantong skrotum. Posisi testis dapat di skrotum, inguinal, tidak teraba, atau juga ektopik.
Dari cerita bu T mungkin posisi testis kiri dan kanan yang tidak sama, salah satunya terletak lebih rendah, selama masih di dalam kantong skrotum maka masih dianggap normal.
Pemeriksaan fisis testis selain mengenai posisi / terletak di mana, juga perlu periksa berapa volume testis, konsistensi (kenyal / keras), ada nyeri atau tidak.
Warna normal semen (air mani) adalah putih abu-abu (putih mutiara). Apabila warna putih jernih dimungkinkan konsentrasi spermatozoa ekstrim oligozoospermia atau azoospermia yang dimasyarakat sering menafsirkan dengan istilah “mani encer”.
Untuk punya anak tentu harus memiliki testis yang merupakan "pabrik sperma" yang baik, yang diharapkan dapat menghasilkan sperma dengan kualitas dan kuantitas yang baik pula.
Sperma yang dihasilkan harus memiliki :
- Kemampuan bergerak (motilitas) yang progressif > 32 % agar dapat mencapai posisi sel telur.
- Jumlah yang cukup (konsentasi > 15 juta / ml) agar setiap sperma dapat melepaskan enzim hyaluronidase yang akan mencairkan sel kumulus yang mengintari sel telur.
- Dapat Mengenal (recognisi).
- Menembus (penetrasi) sel telur.
- Melebur (fusi) dengan materi genetik dari sel telur.
Dengan kompleksitas yang ada tentu diperlukan wawancara secara sistematis, pemeriksaan andrologis dan ditunjang pemeriksaan lab analisis semen.

Ciri - Ciri Impotensi

Lutfi : dok saya mau Tanya, cirri-ciri impotent u apa ya ?

Impotensi atau sekarang dikenal dengan istilah disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk melakukan senggama yang memuaskan.
Ketidak mampuan ini dapat berupa :
- ereksi yang tidak terjadi sama sekali,
- ereksi terjadi tapi lemah,
- ereksi hilang saat akan melakukan senggama atau
- ereksi hilang saat senggama berlangsung.
Untuk lebih meyakinkan, diperlukan evaluasi dengan cara menjawab sejumlah pertanyaan IIEF (International Index of Erectile Function) sebagai alat uji sederhana, kemudian beri nilai. Dari nilai yang didapat melalui jawaban atas pertanyaan itu dapat disimpulkan ada tidaknya disfungsi ereksi.

Penjumlahan skor diatas :
21-25 : Normal
16-20 : Disfungsi ereksi ringan
11-15 : Disfungsi ereksi sedang
5-10 : Disfungsi ereksi berat

Sumber :
Standard Practice in Sexual Medicine, International Society For Sexual Medicine (ISSM),
th. 2006, hal. 60.

Kamis, 09 Juni 2011

Coital Cephalgia

Coital Cephalgia adalah serangan sakit kepala yang terjadi di dasar tengkorak sebelum orgasme selama melakukan aktivitas seksual (termasuk masturbasi). Dikenal juga dengan istilah orgasmic cephalgia, orgasmic headache, sex-related headache, sexual headaches atau primary headache with sexual activity (HSA).
Berbagai jenis sakit kepala telah diidentifikasi dalam hubungannya dengan aktivitas seksual. Dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Lance, 1974) yaitu :
- Early coital cephalgia, yang biasanya berlangsung singkat dengan intensitas sakit kepala sedang sampai berat. Terjadi pengencangan dan ketegangan otot, nyeri tumpul, sering terjadi bilateral di bagian oksipital dan cervikal, bertambah seiring dengan peningkatan gairah seksual. Hal ini diduga berhubungan dengan kontraksi berlebihan dari otot-otot kepala dan leher yang terjadi sebelum orgasme.
- Orgasmic coital cephalgia, sakit kepala berat, onset mendadak dan berlangsung 15 sampai 20 menit. Hal ini terjadi di daerah oksipital, belakang mata, atau dalam bentuk yang lebih umum dan terjadi pada titik orgasme. Dapat dicegah dengan menunda orgasme. Orgasmic coital cephalgia adalah jenis yang paling umum sakit kepala terkait dengan aktivitas seksual. Penyebabnya adalah terkait dengan naiknya tekanan darah. Tetapi bila sakit kepala terus berlanjut ketika tekanan darah sudah kembali normal mungkin ada faktor-faktor lain seperti menderita migrain.
- Late coital cephalgia, serangan sakit kepala yang datang setelah berdiri, dengan onset yang lebih lama. Hal ini dihubungkan dengan tekanan cairan serebrospinal yang rendah.

Senin, 06 Juni 2011

Ejakulasi

Ejakulasi diinduksi oleh kontraksi ritmik ischiokavernosus dan terutama otot bulbocavernosus yang mengeluarkan semen melalui lumen urethra.
Fisiologi ejakulasi dijelaskan melalui neurofisiologi dan neurofarmakologi ejakulasi.
1. Neurofisiologi ejakulasi
Sistem saraf pusat dan perifer terlibat dalam proses ejakulasi.
a. Sistem saraf pusat.
Otak, batang otak dan lumbosakral cord mengandung beberapa area yang terlibat dalam ejakulasi.
b. Sistem saraf perifer

Sistem saraf otonom, termasuk sistem saraf simpatis memediasi terjadinya ejakulasi. Mekanisme ereksi dibagi 2 fase : emisi dan ekspulsi.
1) Emisi
Emisi dikontrol oleh eferen simpatetik yang berasal dari T9-L2 .
Selama emisi, semen (sperma dan plasma seminalis) disimpan ke dalam urethra posterior melalui konstraksi vasa diferentia, vesika seminalis dan prostat. Pada saat yang bersamaan, spincter internal kandung kemih tertutup.
2)Ekspulsi (atau ejakulasi sejati)
Emisi diikuti segera oleh ekspulsi. Selama ekspulsi, semen secara dikeluarkan dengan kekuatan penuh ke dalam urethra dan keluar penis oleh kontraksi klonik otot dasar panggul.

2. Neurofarmakologi ejakulasi
Ejakulasi secara sentral dimediasi oleh serotonergik (5-hydroxytryptamine; 5-HT) dan sistem dopaminergik. Pada hewan percobaan secara jelas diterangkan bahwa aktivasi reseptor 5-HT1A menfasilitasi ejakulasi, pada penelitian lain terlibat reseptor 5-HT2C dan 5-HT1B.

Kontrol Neurofisiologi Ereksi

Kontrol neurofisiologi ereksi tergantung pada mekanisme kontrol sentral dan perifer.
1. Kontrol sentral
Otak merupakan organ sex terpenting. Ereksi dikoordinasikan dalam sistem saraf pusat. Stimulus seksual diintegrasikan di dalam hipotalamus dan ditransmisikan ke penis melalui sumsum tulang belakang dan pusat ereksi sacral.
a. Stimulus erotis berasal dari beberapa pusat di otak.
b. Stimulus di proses dan diintegrasi didalam hipotalamus dan di transformasikan ke dalam pro-ereksi atau anti-ereksi. Jumlah neurotransmitter yang terlibat terutama dopamin dan oksitosin (pro-ereksi), noradrenalin dan serotonin (anti-ereksi).
c. Ereksi diinhibisi secara kontinyu oleh basal simpatetik. Anti ereksi dimediasi oleh aktivasi jalur noradrenalin dan menstimulasi outflow simpatis. Pro-ereksi dimediasi oleh aktivasi dopamin neuron oksisinergik yang turun dalam sumsum tulang belakang dan menstimulasi outflow parasimpatis.

2. Kontrol perifer
Kontrol ereksi perifer tergantung dari neuron dan faktor lokal yang mempengaruhi pembuluh darah di penis, tepatnya serabut otot polos penis di dalam arteri kavernosa dan sinus-sinus.
a. Kontraksi otot polos oleh noradrenalin.
Neurotransmitter pada mekanisme simpatetik adalah noradrenalin yang di keluarkan dari ujung saraf simpatetik, berikatan dengan reseptor α-1 pada sel otot polos untuk menginduksi kontraksi.
Faktor lain yang juga penting adalah pengeluaran neuropeptide Y oleh ujung sraf dan pengeluaran endotelin dan prostanoid (PG2α) dari endotelium pembuluh darah.
b. Relaksasi otot polos oleh Nitric oxide (NO).
Relaksasi otot polos penis tergantung pada sistem parasimpatis, neuro transmitter yang terpenting adalah nitric oxide (NO).
1) Faktor relaksasi neuron
Ujung saraf parasimpatis mengeluarkan beberapa neurotransmitter, terutama asetil kolin dan nitric oxide (NO).
a) Asetil kolin adalah neurotransmitter klasik parasimpatis. Yang bekerja secara tidak langsung pada relaksasi otot polos dengan :
- Menstimulasi pengeluaran nitric oxide (NO) dari endotelium pembluluh darah.
- Mengurangi stimulasi ujung-ujung reseptor simpatis, yang akan mengurangi pengeluaran noradrenalin.
b) Nitric oxide (NO)
NO adalah neurotransmitter lain yang dikeluarkan oleh ujung-ujung saraf parasimpatis.
Ada 2 sumber utama NO pada penis :
- Ujung-ujung saraf parasimpatis
- Endotelium pembuluh darah dan sinus-sinus kavernosa yang distimulasi oleh asetil kolin.
2) Faktor pengeluaran endotelial
NO dan prostanoids seperti PGE1 adalah relaxing faktor yang dikeluarkan oleh endotelium kavernosa (pembuluh darah dan sinus-sinus).
a) NO dikeluarkan oleh endotelium setelah stimulasi asetilkolin.
b) Prostanoids seperti PGE1 dikeluarkan oleh endotelium juga bekerja sebagai relaksasi otot polos.

Haemodinamik ereksi

Ereksi merupakan perubahan pada pembuluh darah dimana tergantung dari derajat keseimbangan antara inflow arteri dan outflow vena. Ketika inflow arteri rendah dan outflow vena dlam keadaan seimbang, penis dalam kondisi lemas. Ketika peningkatan inflow dan outflow turun, terjadi tumesen.
Dalam keadaan lemas, sistem saraf simpatetik dominan menjaga arteriol dan otot polos kavernosa tetap berkontraksi. Aliran darah ke penis tetap rendah. Ereksi terjadi dibawah pengaruh stimulasi parasimpatis dimana arteriole berdilatasi dan otot polos trabeluka relaksasi. Lue dkk, tahun 1980- an, telah teridentifikasi 8 fase ereksi :
1. Fase 0 : Fase flaccid
Penis flaccid dibawah pengaruh saraf simpatis. Arteri inflow rendah (dibawah 15 cm/detik) dan otot polos trabekula berkontraksi. Sinusoid kosong dan gas darah sama dengan darah vena.
2. Fase 1 : Fase pengisian
Stimulasi saraf parasimpatis memnyebabkan dilatasi arteri dengan arteri flow meningkat drastis lebih dari 30 cm / detik. Relaksasi trabekula menyebabkan pengisiang sinusoid tanpa peningkatan secara signifikan tekanan intrakavernosa.
3. Fase 2 : Fase tumesen
Tekanan intrakevernosa mulai meningkat. Tekanan meningkat diatas tekanan diastolik tekanan darah, flow arteri terus meningkat hanya selama fase sistolik. Sinusoid membesar dan beberapa menekan pleksus vena subtunika. Penis memanjang dan membesar ke kapasitas maksimal.
4. Fase 3 : Fase ereksi penuh
Tekanan intrakavernosa terus meningkat sekitar 90 % tekanan darah sistolik. Aliran darah arteri ke dalam penis menurun tetapi masih lebih besar dari selama fase flaccid. Pembesaran tekanan sinusoid pada pleksus vena subtunika mengurang aliran ke vena eminen. Pada saat ini gas darah sama dengan gas darah arteri.
5. Fase 4 : Fase ereksi rigid
Dibawah pengaruh saraf pudenda, kontraksi otot ischiokavernosa, memeras krura dan meningkatkan tekanan intrakavernosa diatas tekanan darah sistolik. Penis menjadi kaku dan tegak. Otot ischiokavernosa dapat berkontraksi volunter atau dibawah pengaruh reflek bulbokavernosa (yang maintain kekakuan selama penetrasi). Arteri inflow tidak dapat masuk lagi dan vena eminen menutup sempurna. Ketika otot rangka menjadi lelah terjadi penurunan tekanan intrakavernosa kembali ke level fase ereksi penuh, mengikuti sirkulasi kembali ke jaringan kavernosa.
6. Fase 5 : Fase detumesen awal
Sedikit peningkatan tekanan intrakevernosa, mungkin diinduksi oleh stimulasi simpathetik yang menutup outflow vena.
7. Fase 6 : Fase detumesen lambat
Kontraksi otot polos trabekula, arteri helisina berkontriksi dan tekanan intrakavernosa menurun, terjadi penurunan tekanan vena subtunika dan peningkatan outflow vena.
8. Fase 7 : Fase detumesen cepat
Stimulasi simpatetik menurun secara cepat arteri inflow dan tekanan intrakavernosa, dengan peningkatan outflow dalam vena dan detumesen cepat.

Aging & Disfungsi Ereksi

Aging – penuaan pada pria dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi. Penurunan gairah seksual (libido) juga berkontribusi untuk disfungsi ereksi karena libido yang tinggi pada usia remaja akhir dan dewasa muda. Pria usia diatas 70 tahun biasanya masih ada keinginan untuk melakukan hubungan intim satu dua kali sebulan.
Pada pria usia lanjut mungkin mengidap penyakit kronis dan terjadi depresi yang menimbulkan gangguan libido disamping terjadi penurunan kadar testosteron, terjadi penurunan signifikan struktur serabut elastin penis, penurunan jaringan otot polos penis dan compliance korpus kavernosus berkurang disertai dengan gangguan veno-occlusive karena terjadi pengeroposan tunika albugenia. Pada pria usia lanjut juga mudah ditemukan adanya arterosklerosis, kencing manis, penyakit ginjal yang dapat menggangu aliran darah ke penis.
Cara sederhana untuk mengetahui adanya disfungsi ereksi adalah merasakan sendiri ketidak-mampuan mencapai atau mempertahan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama dengan baik. Ketidak mampuan ini dapat berupa ereksi yang tidak terjadi sama sekali, ereksi terjadi tapi lemah, ereksi hilang saat akan melakukan senggama atau ereksi hilang saat senggama berlangsung.
Untuk lebih meyakinkan, diperlukan evaluasi dengan cara menjawab sejumlah pertanyaan IIEF (International Index of Erectile Function) sebagai alat uji sederhana, kemudian beri nilai. Dari nilai yang didapat melalui jawaban atas pertanyaan itu dapat disimpulkan ada tidaknya disfungsi ereksi.
Selain IIEF, dapat dipakai EHS (Erection Hardness Score ) yang jauh lebih sederhana daripada kuisioner IIEF dalam mendiagnosa disfungsi ereksi. EHS dari Dr. Goldman dipakai untuk mengetahui kekerasan ereksi. EHS adalah diagram mengenai kualitas kekerasan ereksi yang terdiri dari grade 1 sampai 4.
- EHS grade 1 = penis membesar, namun tidak keras.
- EHS grade 2 = penis keras, namun tidak cukup untuk ereksi.
- EHS grade 3 = penis cukup keras untuk penetrasi, namun tidak maksimal (sub optimal).
- EHS grade 4 = penis keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya (optimal).
Tetapi untuk memastikan disfungsi ereksi apakah penyebabnya faktor psikis ataukah fisik, diperlukan pemeriksaan dokter dengan alat bantu dan didukung oleh pemeriksaan penunjang laboratorium.

Evaluasi nocturnal penile tumescence (NPT)

Setiap pria normal baik itu tua dan muda akan mengalami ereksi selama tidur nocturnal penile tumescence (NPT). Ereksi pada saat tidur terjadi pada salah satu tahapan tidur yaitu pada tahap REM (rapid eye movement). Biasanya dapat terjadi ereksi selama tidur sebanyak tiga sampai lima kali setiap malam dengan durasi selama 30 sampai 60 menit. Hal ini berdasarkan penelitian Karacan, 1966 yang meneliti ereksi penis pada waktu tidur.
Penelitian Fisher dkk, 1979 mengenai diagnosis banding impotensi seksual melalui evaluasi nocturnal penile tumescence (NPT) dapat dipakai sebagai salah satu evaluasi bagi pria dengan gangguan / disfungsi ereksi.
Pada pria dengan disfungsi ereksi, uji NPT dapat dipakai untuk membedakan disfungsi ereksi karena psikogenik dengan penyebab organik. Bila ada NPT berarti gangguan ereksi yang dialami pria tersebut disebabkan oleh penyebab psikogenik, sedangkan bila uji NPT abnormal biasanya dihubungkan dengan penyebab organik.
Namun, uji NPT dapat mungkin menghasilkan positif palsu (normal) pada pria dengan disfungsi ereksi neurogenik dan vasculogenik pelvic steal syndrome. Uji NPT negatif palsu (abnormal) pada pria dengan hipogonadism, gangguan tidur dan major depressive episode.
Metode uji NPT yang paling sederhana dengan stamp test (perangko), dengan memasang perangko pada penis yang flaccid sebelum tidur untuk mengetahui apakah ada ereksi sewaktu tidur. Bila ada robekan yang terjadi di antara perangko berarti telah terjadi ereksi sewaktu tidur. Karena adanya keterbatasan stamp test yang tidak dapat mengetahui derajat tumescence dan rigiditas penis, maka dikembangkan test lainnya seperti Snap Gauge, Stain Gauge, RigiScan, dan sleep laboratory.

Sabtu, 04 Juni 2011

Oral Seks & Rasa Air Mani

Oral seks (Fellatio) merupakan stimulasi genital pria (penis dan kantong buah zakar) dengan mulut. Baik itu dengan dijilat maupun dikulum bagian glans, frenulum, batang penis maupun testis. Pada homoseksual merupakan ekspresi seksual terbanyak dilakukan (Lever, 1994). Dapat juga sebagai variasi seks bagi pasangan heteroseksual.
Dapat terjadi ejakulasi di dalam rongga mulut sebagai bagian stimulasi oro-genital. Ejakulat (semen / air mani) merupakan campuran sperma yang diproduksi dalam testis bercampur dengan cairan kelenjar seks aksesori. Proporsi masing – masing komponen yang membentuk ejakulat terdiri dari testis 5 %, vesika seminalis 46 - 80 %, prostat 13 - 33 %, kelenjar bulbourethra dan littre 2 - 5 %.
Air mani terdiri dari sel yaitu sperma, cairan berupa seminal plasma dan sel-sel lain immature germ cells, leukosit, epitel, dan lain sebagainya. Seminal plasma adalah bahan untuk metabolisme sperma. Zat yang disekresi oleh prostat yaitu zinc, enzyme acid phosphatase, citric acid, prostate specific antigen (PSA). Vesika seminalis mensekresi fruktosa sebagai makanan sperma, prostaglandin (zat yang bisa menimbulkan konstraksi otot), seminogelin (protein, sebagai koagulum, ber pH basa, biasanya dikeluarkan terakhir). Epididymis mensekresi carnitine, glycerophosphorycholine, alpha glycerophospholine.
Sebagian pasangan yang mendapatkan kenikmatan dengan oral seks merasa nyaman untuk ejakulasi di dalam rongga mulut sehingga rasa dan aroma dari air mani dapat diidentifikasi oleh pasangan. Rasa air mani dapat bervariasi tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi (Hamilton, 2002).
Rasa pahit karena konsumsi minuman kopi, alkohol, merokok maupun adanya sisa urine atau adanya infeksi kelenjar aksesori pria (MAGI). Beraroma tajam pada pria yang mengkonsumsi daging merah, makanan berlemak, coklat, asparagus, brokoli. Biasanya beraroma sedang pada pria yang tidak sama sekali mengkonsumsi kelompok air mani berasa pahit dan mengkonsumsi satu atau dua jenis dari kelompok beraroma tajam. Aroma ringan biasanya pada pria yang menjalani diit vegetarian, mengkonsumsi buah nenas, apel, seledri dan pepermint. Rasa manis pada air mani dapat dipengaruhi oleh faktor mengkonsumsi minuman berfermentasi, atau pada pria penderita diabetes.

Menjaga Kesehatan = Menjaga Kesuburan & Fungsi Seksual Pria

Kesehatan yang baik erat hubungannya dengan kesuburan dan kesehatan seksual. Misalnya diit makanan sehat dan berolahraga yang teratur akan memberikan berat badan ideal, yang baik untuk menjaga kesuburan dan fungsi seksual pria. Sebagai contoh : penimbunan lemak tubuh khususnya di bagian perut (abdominal obesity) dapat mengurangi kadar hormon testosteron yang berperan penting dalam spermatogenesis (produksi sperma) dan gairah seksual (libido).
Penelitian Bacon dkk, 2006 menunjukkan pria dengan obesitas dibagian perut ≥ 90 % mengalami gangguan ereksi dibandingkan hanya ≤ 30 % pria dengan berat badan ideal.
Menghindari penyalahgunaan obat-obatan terlarang, alkohol dan rokok juga berkontribusi dalam menjaga kesuburan dan fungsi seksual.
- Kokain dapat menekan sekresi hormon LH (Leutinizing Hormone) dan testosteron dengan mekanisme aktivasi sentral opiatergic menyebabkan inhibisi hypothalamic gonadotropin releasing hormone (Cicero dkk, 1974), gangguan ereksi dan menginhibisi orgasme.
- Ekstasi pada dosis tinggi dan pemakaian dalam jangka waktu lama dapat menginhibisi orgasme dan penurunan ereksi.
- Barbiturat (Diazepam, dll) menyebabkan peningkatan metabolisme hormon testosteron, penurunan gairah seksual, gangguan ereksi dan orgasme akan diperlambat.
- Alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu lama mempunyai efek ganda pada sistem reproduksi pria secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung akan menyebabkan toksisitas testis irreversible (ukuran testis akan mengecil), penurunan kadar hormon reproduksi, merusak saraf dan secara tidak langsung menyebabkan kerusakan hati dan malnutrisi.
- Rokok dapat berefek terhadap pembuluh darah kecil di penis, penurunan frekwensi dan lamanya ereksi (Mannino dkk, 1994). Pria perokok mempunyai resiko 5 kali lebih besar mengalami kesulitan ereksi daripada pria bukan perokok (Manecke & Mulhall, 1999). Kandungan acrolein dalam rokok paling berefek terhadap spermatogenesis dan fungsi sperma untuk terjadinya kemandulan / infertilitas pada pria (Stillman dkk, 1986).

Gairah Seksual Pria

Ada tiga komponen dasar yang berperan penting untuk timbulnya gairah seksual pria, dengan menghilangkan komponen stimulasi baik itu secara visual (gambar), auditorik (suara), olfaktorik (penciuman), taktil (raba) maupun imaginatif (fantasi).
1. Hormon Testosteron :
Hormon testoteron dalam kadar yang cukup dapat meningkatkan kepekaan rasa raba kulit pada daerah genitalia dan zona erotik pria. Beberapa daerah di otak seperti hipotalamus, hipofisis, septum interventrikularis, dan amigdala mempunyai reseptor terhadap testosteron.
Selain itu, testosteron menfasilitasi pelepasan neurotransmitter dopamin yang sinergik untuk gairah seksual (libido).
2. Hormon Oksitosin :
Dikenal dengan sebutan “hormon cinta” atau “physical intimacy” yang dapat meningkatkan sensitifitas kulit selama bersentuhan dengan menfasilitasi perilaku afeksi (mekanisme menyusui).
3. Kortek Cerebri :
Berperan untuk memproses rangsang seks yang diterima, untuk diarahkan ke aktivitas seks selanjutnya :
- Peran emosi : area korteks orbitofrontal.
- Peran kendali hormon dan bangkitan seksual : area korteks cingulatus anterior kiri.
- Peran penentuan lanjutan rangsangan aktivitas seksual untuk dilanjutkan atau tidak : nukleus kaudatus kanan.